BANDUNG – Jawa Barat memiliki beragam permainan tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri. Permainan tersebut mengandung unsur kebaikan, edukatif, dan filosofis.
Permainan tradisional mengajarkan anak-anak untuk memiliki jiwa sportivitas dan persaudaraan.
Permainan tradisional juga memiliki berbagai manfaat, di antaranya membantu meningkatkan kreativitas dan keterampilan motorik.
Oleh sebab itu, perlu kesadaran bersama untuk melestarikan permainan tradisional agar tidak hilang oleh perkembangan teknologi.
Berikut ini lima permainan tradisional khas Jawa Barat dilansir dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Selasa (2/8/2023).
Oray-orayan
Oray-orayan menjadi salah satu permainan tradisonal khas Jawa Barat favorit anak-anak.
Permainan tradisional ini dikenal luas di beberapa daerah Indonesia, namun dengan penamaan yang berbeda-beda.
Oray-orayan biasanya dimainkan oleh lima orang atau lebih. Anak yang berada di depan diartikan sebagai kepala oray (ular).
Kemudian, anak yang lainnya membuntuti di belakang dengan cara berpegangan.
Sambil berkeliling, mereka menyanyikan lagu berbahasa Sunda. Berikut liriknya:
Oray orayan
Luar leor mapay sawah
Tong ka sawah
Parena keur sedeng beukah
Oray-orayan
Laur leor mapay leuwi
Tang ka leuwi
Di leuwi loba nu mandi
Oray-orayan
Oray naon, orya bungka, bungka naon, bungka laut
Laut naon, laut dipa, dipa naon, dipandeuriii…
Begitu lagu berakhir, sang kepala berusaha menangkap pemain yang ada bagian paling belakang (ekor). Namun sang ekor harus memiliki strategi sehingga akan tampak seperti seekor ular yang sedang meliuk-liuk.
Perepet Jengkol
Permainan tradisional khas Jawa Barat selanjutnya yaitu perepet jengkol.
Permainan tradisional khas Jawa Barat ini dilakukan sedikitnya oleh tiga orang. Namun akan lebih seru jika dimainkan oleh lebih banyak peserta.
Cara bermain perepet jengkol yaitu, para pemain berdiri saling membelakangi satu sama lain. Kemudian para pemainnya saling merangkul atau berpegangan tangan.
Mereka selanjutnya meloncat-loncat berputar ke arah kiri menyanyikan lagu perepet jengkol.
Keseimbangan anak terlihat pada kemampuan bertahan mengangkat sebelah kaki. Yang dapat bertahan lama, tidak terjatuh, dan tercerai berai adalah pemenangnya.
Jajangkungan
Jajangkungan merupakan permainan tradisional khas Jawa Barat yang eksis di daerah.
Dalam memainkan jajangkungan, diperlukan keterampilan khusus. Sebab seseorang harus berdiri menjaga keseimbangan ketika menginjak tongkat bambu.
Setelah diinjak, tongkat bambu harus dijalankan sambil tetap menjaga keseimbangan serta konsentrasi tinggi.
Jajangkungan bisa dilakukan anak-anak maupun orang dewasa.
Permainan tradisional ini mengajarkan semangat, keuletan, dan pantang menyerah.
Adu muncang
Cara memainkan adu muncang atau adu kemiri dengan cara menyusun dua buah muncang secara vertikal.
Di atasnya disimpan bambu, kemudian kanan dan kirinya dipegang dua pemain sehingga muncang terjepit.
Setelah muncang terjepit dan posisinya tidak berubah, bambu penjepitnya dipukul oleh benda keras.
Biji muncang yang pecah dinyatakan kalah, dan yang bertahan dianggap sebagai pemenang.
Sorodot gaplok
Sorodot gaplok berasal dari kata Sorodot yang berarti meluncur dan gaplok yang berarti tamparan.
Sorodot gaplok dapat dimainkan oleh 4 orang atau lebih. Aturan bermainnya pun cukup sederhana. Pertama, masing-masing peserta memegang satu buah batu dan membuat tiga buah garis. Kemudian para pemain giliran pertama berada di garis mulai untuk melemparkan batu menuju sasaran, dimana batu kelompok lawan menjadi targetnya.
Jika lemparan batu tersebut mengenai batu lawan, maka pemain langsung beralih ke garis tengah.
Di garis tersebut pemain harus meletakkan batu miliknya di atas punggung kaki, lalu kembali mengarahkan batu ke lawan yang sama, namun dengan syarat tidak boleh melangkahkan kaki lebih dari dua kali.
Jika setiap pemain dari satu kelompok berhasil melalui semua garis, maka kelompok tersebut berhak menjadi pemenang.
Permaiann ini dinilai dapat melatih jiwa kepemimpinan serta kerja sama tim.
Sorodot gaplok juga bisa meningkatkan konsentrasi dari masing-masing pemainnya.***
Komentar